Kampung Setu Babakan Menuju Pusat Kebudayaan Betawi
Daerah Setu Babakan di kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan sejak tahun 2000 telah ditata dan ditetapkan Pemerintah DKI Jakarta sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi secara berkesinambungan. Terletak di lahan seluas 289 hektare, area ini mencakup empat rukun warga (RW) dan 50 rukun tetangga (RT).
Bagian inti Perkampungan Budaya Betawi ini memiliki luas 4.000 meter. Di dalamnya terdapat teater terbuka yang biasanya digunakan untuk menggelar pertunjukan seni budaya. Juga ada rumah Betawi, mushala, dan wisma yang dapat digunakan untuk menggelar acara. Sayangnya, karena rumah Betawi yang ada di sini adalah milik pribadi warga, maka pengunjung hanya dapat menikmati bagian luarnya.
Kegiatan berlatih kesenian khas betawi di sini berlangsung dari hari Selasa sampai Minggu, kegiatan berkesenian tersebut tidak hanya khusus untuk warga sekitar, juga terbuka untuk seluruh warga Jakarta. Untuk latihan tari, biasanya dilakukan pada hari kerja di sore hari sedangkan latihan silat setiap hari Minggu pagi.
Setiap hari Minggu pagi, di tempat ini juga selalu digelar pertunjukan khas Betawi, seperti Lenong ataupun permainan musik Gambang Kromong. Para pengunjung juga dapat menikmati pertunjukan ini secara gratis di Teater Terbuka.
“Kunjungan meningkat setiap tahunnya, kini tempat ini dapat dikunjungi hingga ratusan ribu pengunjung dalam satu tahun. Karena ini wisata berkarakterisik dan berbudaya Betawi, maka diharapkan pengunjung dapat mengikuti kebudayaan Betawi,” kata Indra Sutisna, Komite Kesenian dan Pemasaran Lembaga Pengelola Perkampungan Budaya Betawi.
Indra menambahkan, untuk meningkatkan kedatangan pengunjung, penambahan sarana dan prasarana terus dilakukan, salah satunya dengan membangun area seluas 3 hektare dan tempat parkir yang luas.
Selain dapat menikmati dan mempelajari budaya Betawi, pengunjung dapat menikmati Setu Babakan yang menyediakan permainan air, seperti bebek air dan perahu kecil. Sajian kuliner khas Betawi, seperti kerak telor, bir pletok, dan toge goreng pun siap disantap di pinggir danau. Bahkan, jika datang di saat yang tepat, Anda dapat melihat pembuatan ondel-ondel, dodol Betawi, dan bir pletok langsung dari tempatnya.
Rencana Pengembangan Setu Babakan
Tapi nanti, satu atau dua tahun ke depan, Anda dapat mengunjungi satu tempat yang benar-benar menjadi tempatnya budaya Betawi.
Hal ini diketahui dalam suatu acara beberapa waktu lalu yang dihadiri Direktur internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dyah Haryanti.
Ibu Dyah menyebutkan, “50 persen dari penduduk di sini masih asli Betawi. Jadi kita harapkan juga bersama pemerintah daerah melestarikan nilai-nilai yang masih bagus di budaya Betawi ini.”
“Nah kelihatannya tempat yang paling ideal untuk dipilih menjadi daerah budaya Betawi di Setu Babakan ini. Saya pernah melihat fotonya di siang hari dan itu cantik sekali, sangat natural. Semoga tempat ini dapat menjadi daerah budaya Betawi yang bisa kita pertahankan.”
Satu hal lagi yang menegaskan bahwa Setu Babakan akan menjadi daerah budaya Betawi adalah, “Katanya Pak Gubernur kemarin sudah ke sini dan Pak Gubernur juga sudah menjanjikan dalam satu atau dua tahun ini bisa terwujud Kampung Betawi di sini,” ungkap Bu Dyah lagi.